Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya. Kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau diadaptasi sesuai konteks dan karakteristik murid, untuk membangun kompetensi murid sesuai dengan kebutuhan mereka, saat ini dan di masa depan.
Zaman telah berubah, ketika kita menjadi murid mungkin cita-cita murid hanya menjadi dokter, polisi, tentara, atau guru. Tetapi kini, pilihan cita-cita murid kita sudah lebih beragam dan mungkin sesuatu yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Mereka kini, ada yang mau menjadi illustrator animasi karakter kartun, menemukan software Komputer, Pengembang aplikasi games, gamer, atau youtuber. Hal ini tentu membuat kita sadar, bahwa dunia ini ternyata memang terus berubah.
Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa, Maksud atau tujuan Pendidikan adalah untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun sebagai anggota masyarakat. Maka dari itu, demi menuntun kodrat murid-murid kita, pembelajaran termasuk kurikulum yang diselenggarakan juga harus terus menyesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Guru harus terus belajar untuk mengikuti dan memahami tren kehidupan murid kita yang tergolong generasi Z dan alpha. Berbagai penelitian menyampaikan bahwa, mereka sulit dipisahkan dengan media sosial. Kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk tujuan pembelajaran. Misalnya dengan meminta murid membuat tugas dan mengumpulkan tugas melalui aplikasi digital.
Ada pepatah mengatakan, “Butuh seluruh desa untuk membesarkan seorang anak”. Pepatah ini bermakna bahwa perlunya peran orang tua, masyarakat, dan sekolah (3 Pilar Pendidikan) dalam mewujudkan kurikulum yang berpihak pada murid. Oleh karena itu, saat merancang kurikulum harus menempatkan kebutuhan, pendapat, pengalaman, hasil belajar, dan kepentingan murid sebagai rujukan yang utama.
Sejatinya, kurikulum dirancang untuk murid. Agar seluruh kompetensi murid yang diharapkan kurikulum terwujud, semua pihak harus berkolaborasi secara maksimal. Misalnya, guru terus belajar memfasilitasi pembelajaran yang sesuai. Orang tua terus memahami perkembangan dan kebutuhan murid. Pemerintah daerah dan pusat, serta semua yang bergerak di bidang Pendidikan juga harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan murid.
Jadi, anggapan bahwa, "ganti menteri, ganti kurikulum" tidaklah sepenuhnya benar karena kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya. Memang sudah saatnya kurikulum diadaptasi sesuai dengan kebutuhan murid.
Posting Komentar
Apa Tanggapan Anda?